Selasa, 01 Februari 2011

Pemkot Depok Bangun 283 Titik Jalan


DEPOK, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (Bimasda) Kota Depok berencana membangun 283 titik jalan di Kota Depok. Pembangunan tersebut dilakukan di 11 kecamatan. Terbagi atas pembangunan jalan kota sebanyak 107 titik dan jalan lingkungan 176 titik. Dengan menelan anggaran Rp168 miliar. “Pembangunan jalan lingkungan terdiri dari peningkatan jalan, rehabilitasi, pembangunan jalan dan penataan kawasan kumuh. Saat ini kami sedang mempersiapkan tahap lelang. Setelah lelang selesai baru akan dilakukan pengerjaan,” terang Kepala Dinas Bimasda Kota Depok, Yayan Ariyanto, Selasa (1/2).

Yayan mengatakan, pembangunan jalan lingkungan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kecamatan. Antara lain: Kecamatan Beji mendapatkan anggaran sebanyak Rp1.62 miliar, Cipayung Rp2.428 miliar, Pancoran Mas Rp 1.736M, Cimanggis Rp2.933 miliar, Tapos Rp3.132 miliar, Sukmajaya Rp 2.973 miliar, Cilodong Rp1.912 miliar, Limo Rp4.59 milar, Cinere Rp 954 juta, Sawangan Rp 3.472 miliar, dan Bojong Sari 1.947 miliar. “Tahun ini anggaran jalan lingkungan terbesar ada di Kecamatan Sawangan, yaitu Rp 3.472 miliar,” ujarnya.

Mantan Camat Limo itu menambahkan, anggaran pembangunan jalan kota dilakukan di 107 titik, yaitu: Kecamatan Beji Rp4.88 miliar, Cipayung Rp3.65 miliar, Pancoran Mas Rp8.675 miliar, Cimanggis Rp6.23 miliar, Tapos Rp1.82, Sukmajaya Rp 7 miliar, Cilodong Rp 4.82 miliar, Limo Rp 3.4 miliar, Cinere Rp 7.03 miliar, Sawangan Rp 7.15 miliar, dan Bojong Sari Rp2 miliar. “Saya berharap jalan tersebut dapat mengurai kemacetan,” kata Yayan.

Dari pantauan di lapangan terdapat beberapa ruas jalan di Kecamatan Cinere dan Limo yang rusak. Salah satunya ada dii Jalan Raya Limo. Kondisi jalan berlubang kerap dikeluhkan pengguna jalan. Tak jarang pula lubang-lubang besar tersebut menyebabkan kecelakaan, terutama saat hujan. Pasalnya, air yang menggenang menutupi lubang tersebut. “Kami berupaya memperbaiki jalan tersebut. Saat ini upaya pemeliharaan jalan sudah dilakukan,” kata Yayan.

Ia menambahkan, pihaknya saat ini juga berupaya merubah wajah suatu kawasan dengan program penataan wilayah kumuh. Untuk tahun 2011 dilakukan di dua lokasi. Yaitu Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos dan Kelurahan Limo, Kecamatan Limo. Sedangkan tahun lalu dilakukan di Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo. “Kami juga berkordinasi dengan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) karena menyangkut masalah sanitasi. Bimasda hanya terkait masalah jalan dan drainase,” terang Yayan.
Pria yang menjabat Kadis Bimasda sejak pertengahan tahun 2009 ini menegaskan program penataan wilayah kumuh berbeda dengan Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS). “P2WKSS menyangkut keseluruhan,” kata dia.

Anggota Komisi C, DPRD Depok, Muhammad Taufik menegaskan bahwa anggota dewan akan melakukan evaluasi terhadap rencana tersebut. Pasalnya, masih ada juga jalan lingkungan yang tidak tercover. “Kita akan melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap program ini. Kita tidak menghentikan, tapi melakukan evaluasi,” kata dia.

Sekretaris Fraksi Partai Demokrat mengatakan, esensi pembangunan dilakukan untuk kepentingan warga. Artinya, pembangunan tidak dilakukan atas kepentingan orang perorangan atau golongan. “Kita hanya mau bertanya kenapa jalan yang satu dilakukan pembenahan dan jalan yang lain tidak. Apa alasannya?,” tanya Taufik.

0 komentar: