Senin, 13 Desember 2010

Kereta Kembali Terlambat


Sampai stasiun kereta
Pukul setengah dua
Duduk aku menunggu
Tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa
Biasanya...kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa
DEPOK, Potongan syair lagu Iwan Fals diatas yang berjudul Kereta Tiba Pukul Berapa sepertinya masih membumi di jagat perkereta apian di Indonesia. Kali ini beberapa kereta api rusak di Dipo Depok dan Stasiun Depok Lama berakibat pada terganggunya 40 jadwal perjalanan kereta rel listrik (KRL).

Menurut keterangan Kepala Stasiun Depok Baru, Nasrudin, rusaknya sejumlah kereta menganggu 40 jadwal perjalanan KRL jurusan Jakarta-Bogor. Makanya, sekarang terlihat tumpukan penumpang.“Bukan mogok, tapi memang keretanya rusak. Kereta yang rusak terdiri dari empat kereta ekonomi dan satu kereta ekspres,” katanya, Senin (13/12).

Kerusakan lima buah kereta disebabkan rusaknya mesin atau sarana kereta, bukan karena gangguan sinyal seperti isu yang banyak dihembuskan. Ia juga mengakui, kerusakan yang kerap terjadi pada kereta-kereta tersebut karena kondisi kereta yang sudah tua. “Kami di Stasiun Depok Baru sudah memberi tahu soal keterlambatan ini kepada penumpang. Bahkan sebagian penumpang memilih mengembalikan tiket dan menggunakan mobil umum,” katanya.

Dia menambahkan, perbaikan kereta rusak tersebut tidak akan selesai dalam sehari. Lima rangkaian kereta yang rusak tersebut masih berada di Dipo Depok dan Stasiun Depok Lama. Ia menambahkan, perbaikan telah dilakukan sejak pukul 05.00 WIB. Namun dari pemberangkatan KRL pertama hingga Senin (13/12) petang ini, lima buah kereta itu masih dalam perbaikan. “Dampak dari perbaikan tersebut jumlah KRL ekonomi berkurang,” kata Nasrudin.

Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (Daops) I, Mateta Rijalulhaq, berkelit lima buah kereta tersebut tidak rusak, namun sedang dalam perawatan dan perbaikan rutin. Perawatan tersebut bertujuan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan penumpang. Ia juga tidak dapat menjanjikan, perbaikan dan perawatan kereta tersebut akan segera diselesaikan. Pasalnya, lima buah kereta tersebut masih berada di Dipo Depok. Keterlambatan kereta, lanjutnya, akan tetap terjadi selama perawatan dan perbaikan kereta di Dipo Depok. “Saya tidak dapat menjamin lima buah kereta itu akan segera beroperasi,” kata dia.
Penumpukan penumpang terjadi di Stasiun Universitas Indonesia (UI) Depok, Stasiun Depok Baru, dan Stasiun Depok Lama serta Stasiun Citayam. Para penumpang pun banyak yang mengeluhkan akibat kerusakan pada kereta tersebut.

Yuni (25) salah seorang penumpang mengaku kesal dengan keterlambatan itu. Pasalnnya, ia sudah pasti terlambat masuk kerja. “Bos saya pasti tidak bisa menerima alasan kereta terlambat. Soalnya alasan ini sudah berulang-ulang saya gunakan,” katanya.
Para petinggi kereta, kata Yuni, sudah disindir lagu Iwan Fals dari dulu sampai sekarang tetap saja tidak dapat mengatasi keterlambatan KRL. “Sungguh ironi pengurusan kereta ini,” tutupnya.

Hal senada juga diutarakan Jonon. Menurut, pria yang tinggal di Citayem ini keterlambatan jadwal KRL bukan lah hal baru. Anehnya keterlambatan tersebut dijadikan kebiasaan oleh para pengurus kereta. Sehingga mereka seperti tidak memiliki rasa bersalah. “Kalau mereka sadar, seharusnya mereka mengaku bersalah. Memberikan keterangan sebaik-baiknya dengan penumpang,” katanya emosi.

Jonon meminta PT KAI tidak hanya rajin mengutip uang penumpang. Tapi memberikan pelayanan yang baik kepada penumpang. “Kita ini konsumen, harusnya dilayani dengan baik,” tuturnya.

0 komentar: