Minggu, 21 Maret 2010

227 Balita Terindikasi Gizi Buruk


DEPOK, Masih 227 balita di Kota Depok terindikasi menderita gizi buruk. Salah satu anak penderita gizi buruk ialah putri pasangan suami-istri Rudi Salam,26, dan Rini,24, warga RT08/RW20, Kelurahan Bhakti Jaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Buah cintanya, Alfianti, 1,6, masih menjalani perawatan di Puskesmas Sukmajaya, guna menjalani program Teraupeutic Feeding Center (TFC) sebagai terapi penyembuhan bagi balita penderita gizi buruk.
Alfianti terlahir sebagai bayi normal dengan berat 2,8 kg, namun perkembangan fisiknya tidak normal. Kendati, berusia 18 bulan, berat badanya hanya mencapai 5,7 kg. "Perkembangan fisik Alfianti jauh berbeda dengan perkembangan fisik bayi seusianya," kata Rini, Minggu (21/3).
Menurut Rini, penyebab utama anaknya menderita gizi buruk karena suaminya tak memiliki pekerjaan tetap. Ia hanya mampu memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Sedangkan untuk membeli susu yang harganya tinggi, suaminya Rudi sama sekali tak mampu. "Suami saya kadang menganggur sampai dua bulan, dan kalau pun bekerja, uang yang didapat tidak mencukupi," tuturnya.
Rini mengatakan, meskipun mereka berdua telah menikah lama dan memiliki satu orang anak, keduanya masih tinggal bersama orangtuanya. Untuk mengecek kesehatan Alfianti, kata dia, ia menggunakan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Selain menderita gizi buruk, putrinya juga mengalami gangguan kelainan jantung bocor (ASD). Direncanakan Alfianti akan dioperasi di Rumah Sakit (RS) Harapan Kita, Jakarta Barat. "Biaya operasi ditanggung Lembaga Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Kota Depok dan dengan menggunakan kartu SKTM. Karena tidak semua kebutuhan operasi tidak ditanggung SKTM dan LKC, maka saya masih mengharapkan bantuan dari tetangga nanti," katanya pasarah seraya menambahkan, Alfianti sudah dua bulan dirawat di Puskesmas Kecamatan Sukmajaya dan berat badanya sudah mencapai 6,6 kg.
Hal sama juga dialami pasangan keluarga Iwan Junaidi,30, dan Astri ,28. Sejak kelahiran Dea Intan ,1,2, keluarga tak mampu memenuhi kebutuhan makanan tambahan dan susu bagi putrinya. Anak ketiga warga Kampung Pala RT 04/RW08, Kelurahan Cipayung Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok ini, menderita gizi buruk. "Saya masih bersukur, putri saya diberikan kesempatan melakukan pemulihan di puskesmas ini dengan menggunakan kartu SKTM. Kalau dirawat di rumah sakit swasta tentu jelas kami tidak mampu, karena suami saya hingga sekarang tidak memiliki perkerjaan yang menetap," tutur Astri.
Astri mengatakan, kelahiran putri ketiganya berlangsung normal dengan berat badan mencapai 2,5 kg dan pada awal masuk dalam pemulihan di puskesmas berat badan 5,5 kg. Namun, setelah dalam 23 hari dilakukan pemulihan, kini berat badan Dea sudah mencapai 6,3 kg.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Hardiono mengatakan, hingga saat ini masih ditemukan sekitar 227 kasus balita penderita gizi buruk yang tersebar di enam kecamatan di Kota Depok. Dalam pemberantasan gizi buruk ini, pihaknya menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya kondisi ekonomi keluarga dibawah garis kemiskinan sehingga kasus gizi buruk mudah terjadi. Selain itu, kendala lain yang juga menjadi faktor utama penyebab gizi buruk adalah kebiasaan orang tua dalam mengurus anak. Dimana nutrisi yang baik untuk anak tidak menjadi prioritas utama.
Meskipun demikian, Hardiono berjanji pihaknya akan terus mengupayakan agar balita penderita gizi buruk terus berkurang. "Target kami sebanyak 85 persen balita di Kota Depok, bebas gizi buruk tahun 2010," ujarnya.
Menurut Hardiono, ada beberapa program yang dilakukan pemerintah untuk menekan hal ini. Diantaranya pengadaan pos-pos gizi, penyuluhan Posyandu, dan pemberian makanan tambahan pada balita. "Kita pun melakukan program Teraupeutic Feeding Center (TFC) sebagai bentuk terapi penyembuhan balita gizi buruk di dua Puskesmas di Depok yakni Puskesmas Sukmajaya dan Cimanggis," terangnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Kota Depok Roy Pengharapan mengungkapkan keprihatinannya dengan masih banyaknya bali gizi buruk yang ada di Depok. Untuk itu perlu dicari akar penyebabnya dan tentu Pemkot Depok yang paling bertanggung jawab dalam hal penyediaan lapangan pekerjaan agar para orang tua balita gizi buruk dapat penghasilan yang layak.

0 komentar: