DEPOK,Sebulan tak kelihatan batang hidungnya, Ratminiwati (46), warga Perumahan Sawangan Elok, Blok AU RT003/RW07, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, ditemukan telah membusuk di dalam rumahnya. Ati--sapaan Ratminiwati--diduga meninggal karena menderita maagh akut selama satu tahun lebih. Saat ditemukan adik kandung dan warga Perumahan Elok jasad Ati dalam posisi terlentang dan berada tidak jauh dari pintu masuk. ia pun masih mengenakan jilbab lengkap.
Menurut keterangan Ketua RT 003/RW07 Fakhrudin, selama sepuluh tahun Ati hidup seorang diri di Perumahan Sawangan Elok ini. Keluarga besarnya sendiri berada di wilayah Jakarta Timur atau tepatnya di Kampung Ambon. Ati sendiri, katanya, dikenal warga sebagai pribadi tertutup. Jarang sekali bersosialisasi dengan warga. "Menurut pengakuan pihak keluarga Ati, sudah lama menderita sakit maagh. Kita kaget waktu mendengar kabar, sudah satu bulan Ati gak kelihatan, biasanya warga melihat dia pulang kerja jam 20.00 atau jam 21.00 WIB," katanya, Minggu (17/1).
Ia mengatakan, Ati sehari-harinya bekerja sebagai konsultan interior di sebuah perusahaan swasta. Mungkin karena kesibukannya, Ati jarang ngobrol atau sekadar berbincang-bincang dengan warga. "Ya, kita paham lah. Orang pulang kerja cape," tutur Fakhrudin.
Fakhrudin mengatakan, sebelum ditemukannya jasad Ati, sudah banyak warga curiga dengan jarang terlihatnya Ati dalam kegiatan rapat RT. Beberapa kali, Ati ikut dalam kegiatan rapat tersebut. Tapi, dalam bulan ini, ia sama sekali tak menunjukan batang hidungnya. "Sebelum kami menemukan mayat Ati pukul 09.30 WIB tadi. Saya kemarin telah mendatangi rumah ini bersama dua orang petugas keamanan pada pukul 23.30 WIB. Itu pun setelah terjadi pembahasan soal Ati yang tak pernah terlihat lagi," ceritanya.
Karena penasaran, kata dia, ia dan dua orang petugas keamanan Waslam dan Nuri menyambangi kediaman Ati. Ketika pintu diketuk, ujarnya, dari dalam rumah terdengar sahutan salam seorang perempuan sebanyak dua kali. Namun, suara tersebut tersebut tidak membukakan pintu. "Untuk masuk ke rumah ATi kami loncat pagar, dan mengetuk rumah. Waktu diketuk dan kita ucap Assalamualaikum, dari dalam dijawab, Waalaikumsalam, sampai dua kali," katanya lirih.
Beruntung, kata Fakhurudin, pagi sekitar pukul 09.00 WIB adik kandung Ati, Sudiyono, datang ke rumah kakaknya lantaran sudah kehilangan kontak selama satu bulan. Dengan izin, Sudiyono, Fakhrudin pun menjebol rumah Ati. Itu pun, aku dia, setelah mereka berdua mencium bau menyengat tidak sedap keluar dari ventilasi rumah. "Ketika mencium bau tak sedap dari dalam rumah, adik Bu Ati pucat, ternyata benar Bu Ati sudah tewas telentang lengkap dengan jilbabnya melekat di kepalanya, lokasinya gak jauh dari pintu masuk," ujarnya.
Kapolsek Sawangan, AKP Icang Suhendar memastikan kematian Ratminiwati sama sekali tidak ada indikasi pembunuhan. Hal itu, kata Icang, dapat dipastikan dengan tidak ditemukannya tanda – tanda kekerasan pada tubuh Ratminiwati. "Korban ditemukan dalam keadaan bersih, rumah rapih, handphone ada di dalam rumah, pintu terkunci dari dalam, pagar juga terkunci. Mayatnya kering. Namun Kita masih tetap melakukan penyelidikan, belum tahu penyebabnya," katanya kapada wartawan.
Jenazah Ratminiwati ditemukan oleh adiknya, Sudiyono, sekira pukul 09.30 WIB. Jenazah kemudian selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sekira pukul 14.00 WIB untuk diotopsi.
Menurut keterangan Ketua RT 003/RW07 Fakhrudin, selama sepuluh tahun Ati hidup seorang diri di Perumahan Sawangan Elok ini. Keluarga besarnya sendiri berada di wilayah Jakarta Timur atau tepatnya di Kampung Ambon. Ati sendiri, katanya, dikenal warga sebagai pribadi tertutup. Jarang sekali bersosialisasi dengan warga. "Menurut pengakuan pihak keluarga Ati, sudah lama menderita sakit maagh. Kita kaget waktu mendengar kabar, sudah satu bulan Ati gak kelihatan, biasanya warga melihat dia pulang kerja jam 20.00 atau jam 21.00 WIB," katanya, Minggu (17/1).
Ia mengatakan, Ati sehari-harinya bekerja sebagai konsultan interior di sebuah perusahaan swasta. Mungkin karena kesibukannya, Ati jarang ngobrol atau sekadar berbincang-bincang dengan warga. "Ya, kita paham lah. Orang pulang kerja cape," tutur Fakhrudin.
Fakhrudin mengatakan, sebelum ditemukannya jasad Ati, sudah banyak warga curiga dengan jarang terlihatnya Ati dalam kegiatan rapat RT. Beberapa kali, Ati ikut dalam kegiatan rapat tersebut. Tapi, dalam bulan ini, ia sama sekali tak menunjukan batang hidungnya. "Sebelum kami menemukan mayat Ati pukul 09.30 WIB tadi. Saya kemarin telah mendatangi rumah ini bersama dua orang petugas keamanan pada pukul 23.30 WIB. Itu pun setelah terjadi pembahasan soal Ati yang tak pernah terlihat lagi," ceritanya.
Karena penasaran, kata dia, ia dan dua orang petugas keamanan Waslam dan Nuri menyambangi kediaman Ati. Ketika pintu diketuk, ujarnya, dari dalam rumah terdengar sahutan salam seorang perempuan sebanyak dua kali. Namun, suara tersebut tersebut tidak membukakan pintu. "Untuk masuk ke rumah ATi kami loncat pagar, dan mengetuk rumah. Waktu diketuk dan kita ucap Assalamualaikum, dari dalam dijawab, Waalaikumsalam, sampai dua kali," katanya lirih.
Beruntung, kata Fakhurudin, pagi sekitar pukul 09.00 WIB adik kandung Ati, Sudiyono, datang ke rumah kakaknya lantaran sudah kehilangan kontak selama satu bulan. Dengan izin, Sudiyono, Fakhrudin pun menjebol rumah Ati. Itu pun, aku dia, setelah mereka berdua mencium bau menyengat tidak sedap keluar dari ventilasi rumah. "Ketika mencium bau tak sedap dari dalam rumah, adik Bu Ati pucat, ternyata benar Bu Ati sudah tewas telentang lengkap dengan jilbabnya melekat di kepalanya, lokasinya gak jauh dari pintu masuk," ujarnya.
Kapolsek Sawangan, AKP Icang Suhendar memastikan kematian Ratminiwati sama sekali tidak ada indikasi pembunuhan. Hal itu, kata Icang, dapat dipastikan dengan tidak ditemukannya tanda – tanda kekerasan pada tubuh Ratminiwati. "Korban ditemukan dalam keadaan bersih, rumah rapih, handphone ada di dalam rumah, pintu terkunci dari dalam, pagar juga terkunci. Mayatnya kering. Namun Kita masih tetap melakukan penyelidikan, belum tahu penyebabnya," katanya kapada wartawan.
Jenazah Ratminiwati ditemukan oleh adiknya, Sudiyono, sekira pukul 09.30 WIB. Jenazah kemudian selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sekira pukul 14.00 WIB untuk diotopsi.
0 komentar:
Posting Komentar