Jumat, 14 Januari 2011

UMKM Depok Karut Marut, Dinas Pasar Berbenah


Pemerintah Kota (Pemkot) Depok—Dinas Pasar Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi—belum mengetahui jumlah pasti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang ada di Kota Depok. Padahal, kepastian jumlah UMKM di Depok dapat membantu perkembangan unit usaha tersebut. “Kita belum mengetahui jumlah pasti UMKM yang ada di Depok. Saat ini pihaknya tengah melakukan pendataan ulang,” kata Kepala Bidang (Kabid) Bina UKM Dinas Pasar Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi, Yelis Rosdiana ,kemarin.

Menurut Yelis, pihaknya baru melakukan pendataan di tiga kecamatan, yakni: Bojongsari, Sawangan, dan Limo. Untuk Kecamatan Bojongsari jumlah UMKM mencapai 501, Kecamatan Sawangan 256, dan Limo 32 UMKM. Total ditiga kecamatan tersebut 789 UMKM. “Masih ada delapan kecamatan lagi yang belum kita data. Saya berharap ditahun 2011 ini pendataan dapat selesai,” katanya.

Yulis mengatakan, delapan kecamatan yang belum didata adalah: Kecamatan Pancoranmas, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Beji, Kecamatan Cinere, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Cilodong, Kecamatan Cimanggis, dan Kecamatan Tapos. “Kalau kita merujuk pada data lama jumlah UMKM mencapai 11 ribuan, tapi ada juga yang bilang 17 ribuan, tidak ada data yang pasti,” katanya.

Wanita berkacamata ini lebih jauh menuturkan, di Depok terdapat tujuh jenis UMKM yakni: jasa, perdagangan, perikanan, pertanian, peternakan, industri, dan manifaktur. Dia menambahkan, Pemkot Depok telah membantu perkembangan beberapa UMKM yang dinilai memiliki potensi berkembang dan dapat mengharumkan nama Depok. “Bantuan pihaknya terhadap UMKM ini baru sebatas memperkenalkan potensi usaha ini langsung kepada bank-bank perkeriditan rakyat. Saya berharap bank mau melirik usaha mereka,” kata Yulis.

Yulis mengatakan, usaha penataan UMKM sudah mulai berjalan dengan baik. Pelaku UMKM merespons keinginan pemerintah dengan sangat baik. Salah satunya, kata dia, dengan terbentuknya Asosiasi UMKM se-Kota Depok dan Forum Makanan Khas Depok. “Asosiasi dan forum ini nantinya menjadi penyambung lidah pemerintah,” kata dia.

Selain fokus menata ulang UMKM di Kota Depok, katanya, ia juga berupaya sekuat tenaga membantu para pelaku UMKM untuk mengelola usahanya secara profesional seperti; mengatasi permasalahan modal, melatih mereka dengan skill manajemen usaha, dan pemasaran. “Kita ingin pembenahan UMKM dilakukan secara menyeluruh. Tujuannya agar para pelaku dapat mengembangkan usahanya,” kata Yulis.

Mengenai pemasaran, kata Yulis, pihaknya tengah bekerjasama dengan Dinas Tata Ruang dan Pemukiman (Distarkim) untuk membuat gerai khusus bagi UMKM dilokasi strategis. Ia mencontohkan, seperti di depan Kubah Emas, pintu masuk dan pitu keluar Tol, dan dipinggir jalan. “Gerai ini nantinya akan menjajahkan makanan khas Depok seperti dodol Depok, bornis singkong, dodol belimbing,” katanya.

Secara terpisah anggota Komisi B, DPRD Kota Depok, Tengku Farida mengatakan, tahun 2011 ini, pihak Pemkot Depok telah menyediakan anggaran untuk pemetaan UMKM sebanyak Rp150 juta. “Saya kira dana sebanyak ini dapat digunakan secara maksimal untuk melakukan pemetaan. Kalau tidak salah jumlahnya mencapai 10773,” kata anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) itu.

Farida menuturkan, dalam menganggarkan dana pemetaan, Komisi B berpesan agar dinas terkait membuat krangka umum pengembangan UMKM di Kota Depok. Dengan melakukan pendekatan rintisan ekonomi kreatif. “Rintisan ekonomi kreatif diharapkan menjadi dinamisator UMKM,” katanya.

Yang dimaksud dengan rintisan ekonomi kreatif sendiri, kata Farida, para pelaku UMKM harus menghasilkan sesuatu berkaitan dengan life skill. Hal itu untum menumbuhkan jiwa enterprenerur. “Semakin unik produk yang dihasilkan maka semakin banyak orang mencarinya,” katanya.

Ia menuturkan, memfasilitasi nilai tambah bagi produk-produk yang dihasilkan akan menjadi kunci kesuksesan. Seperti mengubah sisi kemasan, model produk, dan kekhasan produk lokal. Ia menambahkan, untuk memasarkan produk yang dihasilkan para pengusaha kecil itu dibutuhkan sebuah setra pemasaran yang lebih terintegrasi. “Saya melihat ada empat ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan di Depok. Handycraf, wisata kuliner, dan fesyen,” kata Farida.
Farida melihat Jalan Margoda salah satu wisata kuliner yang dapat dikembangkan. Selanjutnya, kata dia, tinggal dibuat event kreatif.

Peta Data UMKM Ditinjau Dari Aspek Karakteristik

No. Usaha Bojongsari Sawangan Limo
J % J % J %
1. Mikro 389 76,45 172 67,19 18 56,25
2. Kecil 117 23,45 82 32,03 14 43,75
3. Menengah 1 0,20 2 0,78 0 0,00
Total 501 100 256 100 32 100

1. Jasa 117 23,35 41 16,02 9 28,13
2. Perdagangan 227 45,31 145 60,02 19 59,39
3. Perikanan 127 25,35 32 12,50 1 3,13
4. Pertanian 13 2,59 19 7,42 0 0,00
5. Peternakan 8 1,60 7 2,73 2 6,25
6. Industri 4 0,80 2 0,78 1 3,13
7. Manifaktur 5 1,00 1 0,39 0 0,00
Sumber : Dinas Koprasi UMKM dan Pasar
* ketarangan: (J) jumlah

0 komentar: