DEPOK, Puluhan Pemuda yang tergabung dalam Barisan Penyelamat Rakyat Depok (Bentrok) mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok di Jalan Kartini, Kecamatan Pancoran Mas. Mereka meminta KPU menghentikan perhitungan suara dan secepatnya melakukan Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Depok ulang. Sebab, KPU diduga melakukan konspirasi jahat dan melakukan kecurangan-kecurangan sistematis, terstruktur, dan masif, untuk memenangkan pasangan Nur Mahmudi Ismail-Idris Abdul Somad (Nurberhikmad). "Pilkada syarat akan konspirasi dan kecurangan Buktinya banyak warga yang kehilangan hak pilihnya di TPS dan tak termasuk dalam DPT. Itu hampir terjadi di seluruh kecamatan," kata koordiantor aksi, Rachman Tiro, Minggu (17/10).
Rachman mengatakan, kolaborasi antara pihak KPU dengan pasangan Nurberhikmad telah menghancurkan tatanan demokrasi di Kota Depok. Dari mulai melakukan kesalahan dalam pemutakhiran data pemilih, membiarakan pasangan Nurberhimad belakukan pelanggaran kampanye, sampai dengan tutup mata terhadap penyalahgunaan fasilitas negara. "KPU melakukan konspirasi jahat," katanya.
Hal senada juga diutarakan anggota pendemo lainnya Akbar Husain. Ia meminta KPU Provinsi Jawa Barat memecat segera Ketua KPUD Depok M Hasan dengan tidak hormat. Ia mensinyalir, Hasan dan anggota KPU Depok telah berpihak pada salah satu calon dan partai tertentu. "Dia berpihak pada Nur Mahmudi dan partainya PKS. Hal ini menyebabkan KPU Depok tak melakukan peraturan pilkada dengan baik makanya banyak kecurangan terjadi," katanya kesal.
Demo berlangsung pada pukul 13.00. Selain berorasi dan menjejerkan spanduk berisi kecaman pada KPU Depok, puluhan massa juga melakukan beragam aksi. Dari mulai melempari papan nama KPU Depok dengan pepaya busuk, mengencingi gerbang KPU, sampai dengam membakar spanduk. Sayangnya tidak ada satu pun anggota KPU menemui puluhan pendemo. "Kami memberi waktu KPU Depok untuk membatalkan proses perhitungan sampai hari Selasa (19/10). Kalau tidak, kami akan terus berdemo, kalau perlu sampai tidur dan bermalam di sini," katanya.
Setelah melakukan aksi selama satu jam di depan kantor KPU, para pendemo melanjutkan aksinya ke kantor Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kepala Daerah (Panwaslu) Depok. Mereka melemparkan spanduk yang mereka bawa ke halaman Panwaslu sebagai tanda kinerja Panwas dinilai buruk. Lembaga ini dituding tak melakukan tuganya dengan proporsional. Sehingga banyak kecurangan terjadi. "Panwaslu tutup mata terhadap pelanggaran, diduga mereka sudah tidak independen," katanya. Tidak ada satupun pengaduan dari masyarakat direspons dengan mengeluarkan keputusan. Namun, seperti di KPU Depok, orasi ini tak kunjung diterima anggota Panwaslu. Karena hari libur, kantor kosong dan tak ada aparat.
Kemudian, mereka juga mendatangi salah satu harian lokal di Depok yang terletak tak jauh dari KPU Depok. Pendemo kemudian memberikan puluhan mangga busuk ke redaksi harian tersebut. "Ini aksi kami, karena kami pikir, media ini telah jelas-jelas berpihak pada salah satu pasangan calon," katanya.
Minggu, 17 Oktober 2010
KPU Dituding Lakukan Pelanggaran Masif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar