Jumat, 15 Oktober 2010

Jumlah Korban DBD di Depok Capai 8 Orang


DEPOK, Program Penentasan Sarang Nyamuk (PNS) yang diandalkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok di bawah kepemimpinan Wali Kota Nur Mahmudi Ismail sepertinya baru sebatas konsep. Sejak wilayah Indonesia memasuki musim penghujan sampai bulan Oktober, sebanyak 8 warga Depok menjadi korban sengatan nyamuk demam berdarah. Terakhir, seorang balita bernama Syafa Afiah Khoirunisa (1,10 tahun) warga Kampung Bulak RT 03/02 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, meninggal di RS HGA Kota Depok, Senin (11/10) lalu. Jumlah penderita DBD hingga bulan September mencapai angka 2.442 jiwa. Jumlah tersebut hampir mendekati tahun 2009 yang mencapai angka 2.962 jiwa dengan korban meninggal 13 jiwa. "Jika di bandingkan tahun lalu, jumlah korban meninggal tahun ini menurun," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, dr Hardiono, Jumat (15/10).

Dari catatan Dinkes jumlah penderita DBD selama tahun ini terbagi atas laki-laki 1.321 jiwa dan perempuan 1.121 jiwa. Sedangkan tingkat usia lebih banyak penderitanya berumur diatas 15 tahun ke atas. Jumlah ini diprediksi akan bertambah hingga akhir tahun 2010. "Namun belum masuk kategori kejadian luar biasa," kata Hardiono.

Menurut Hardiono, dari 11 kecamatan di Kota Depok, Kecamatan Pancoran Mas menempati urutan pertama penderita DBD terbanyak, sebanyak 456 jiwa. Kemudian disusul Kecamatan Sawangan 326 jiwa, dan Kecamatan Beji sebanyak 280 jiwa. Sementara jumlah penderita paling sedikit terdapat di Kecamatan Cilodong dengan 103 jiwa. Grafik jumlah penderita DBD di Kota Depok sejak Januari hingga Mei 2010, tambah Hardiono, terus meningkat. Kemudian mulai Juni dan Juli jumlahnya menurun dan bulan Agustus, sejak musim penghujan meningkat drastis dua kali lipat.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pengendalian Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2P-PL) Dinas Kesehatan Kota Depok dr Ani Rubiani mengatakan, seiring bertambahnya penderita DBD, bertambah pula permintaan warga untuk melakukan pengasapan (fogging). Setidaknya, pada Januari 2009 saja, Dinkes telah melakukan fogging kepada 2.310 kepala keluarga (KK). Dan pada Februari 2009 sebanyak 2.215 KK telah mengajukan permintaan fogging kepada Dinkes. "Dari 63 kelurahan yang ada di Kota Depok, 57 diantaranya merupakan wilayah endemis DBD. Sisanya berstatus sporadis, atau terdapat kasus DBD namun tak berlangsung berturut-turut," kata Rubiani.

Menurut Rubiani, fogging tidak akan efektif dilakukan kalau hanya pada lingkungan di luar rumah saja. Pasalnya, ketika dilakukan fogging biasanya warga tidak menginginkan di dalam rumah dilakukan pengasapan. Akibatnya, perkembangbiakan nyamuk malaria tetap subur. Dia mencontohkan, kebiasaan warga Kota Depok sangat jarang membersihkan bak mandi minimal sekali seminggu. "Memang agak sulit menggerakkan warga membiasakan untuk membersihkan lingkungan rumahnya sendiri, sehingga jentik-jentik nyamuk tetap ada," kata dia.

0 komentar: