Rabu, 07 Juli 2010

Masyarakat Tidak Berdaya

DEPOK, Proses pembangunan yang berorientasi pemberdayaan ekonomi dinilai belum dapat menangani kondisi kemiskinan struktral maupun kultural, baik dipedesaan dan perkotaan. "Perubahan sosial ekonomi masyarakat dari kondisi yang tidak berdaya menjadi berdaya masih sulit diharapkan," terang Doktor Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Muhammad Luthfi Malik, dalam rekomendasi disertasinya yang berjudul Etos Kerja, Pasar dan Masjid, di Kampus UI, Depok, Rabu (7/7).
Luthfi menegaskan, sulitnya pemberdayaan ekonomi berkaitan erat dengan konsepsi pemberdayaan yang diterapkan pemerintah. Pemerintah, kata dia, cenderung belum memiliki visi transformasi yang digerakan oleh agen-agen sosial yang berperan sentral pada elemen-elemen masyarakat. Ia mengatakan keberhasilan Muhammad Yunus, ketika melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat lapis bawah di Bangladesh, bukan terletak pada keberhasilannya membangun Grameen Bank yang diakui dunia internasional, sehingga mendapatkan hadiah nobel perdamaian. Namun, katanya karena peran sentralnya sebagai seorang agen sosial yang memiliki visioner untuk melakukan proses transformasi sosial ekonomi pada elemen masyatakat miskin dinegaranya. Lutfhi mengatakan untuk menciptakan pemberdayan ekonomi masyarakat menjadi lebih efektif maka secara konsepsional diperlukan suatu paradigma pembangunan yang memilki visi tranformasi sosial dari konteks stagnan menjadi dinamis. "Dalam proses pembangunan yang berorientasi pemberdayaan ekonomi masyarakat memungkinkan berlangsungnya sirkulasi hubungan timbal balik dari level bawah menengah dan atas atau sebaliknya," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, pada tataran makro diperlukan suatu bentuk regulasi atau kebijakan pemerintah yang berpihak dan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat lapis bawah. Untuk level menengah atas dukungan regulasi pemerintah memerlukan terciptanya suatu kondisi sosio struktural ekonomi yang representatif untuk terbentuknya institusi sosial ekonomi masyarakat mulai dari tingkat nasional, regional maupun lokal. Sedangkan untuk level mikro dengan nilai budaya dan agama yang dianut oleh masyarakat memerlukan penguatan etos ekonomi individu dan keluarga, sehingga tumbuh semangat kewirausahaan yang berorientasi pembangunan sumber daya ekonomi.

0 komentar: