
DEPOK, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (Distanak) Kota Depok, Widyati Ryandani mengatakan, puluhan hewan qurban di Depok terindikasi penyakit mata, kulit, dan flu. Hal itu terungkap setelah distanak melakukan penelitian di lima kecamatan. “Kambing dan domba paling banyak terkena penyakit. Tim sedang melakukan pemeriksaan di seluruh lapak. Ini baru hasil pemeriksaan sementara,” kata Widyati, Senin (16/11).
Jumlah hewan yang terkena penyakit mencapai 56 ekor. Kambing dan domba lebih rentan terhadap cuaca dibanding sapi. Jumlah kambing dan domba yang terkena penyakit mata sebanyak 17 ekor, sedangkan sapi berjumlah 10 ekor. Ciri-cirinya, mata hewan mengeluarkan kotoran disertai lendir. Sementara itu, kambing yang terkena penyakit kulit berjumlah 28 ekor dengan ciri terdapat luka di tubuhnya. Dan satu ekor kambing yang terkena flu terlihat dengan ciri batuk-batuk. Pihaknya akan melakukan pengobatan terhadap hewan sakit. Selain itu, hewan juga akan dipisahkan dari hewan lain hingga sehat dan layak dijual. “Pemisahan dan pengobatan dilakukan selama tiga hari. Kemudian baru bisa dijual,” kata wanita berjilbab itu.
Widyati menegaskan, hewan yang dijual dilapak dipastikan telah melalui pemeriksaan dan mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari kota asal. Kemungkinan besar, kata dia, hewan terjangkit penyakit sewaktu diperjalanan. Dipastikan, sebelum masuk ke Depok, hewan ternak telah melalui sejumlah pemeriksaan. “Dalam perjalanan, hewan juga diperiksa di beberapa cek point sebelum masuk lapak. Kalau di Depok, cek point ada di Sawangan,” katanya.
Jika ada hewan yang tidak memiliki SKKH, lanjut Widyati, pihaknya akan mengembalikan hewan ke daerah asal. “Setiap daerah memberlakukan hal yang sama,” katanya.
Pemeriksaan dilakukan dua tahap. Pertama, pemeriksaan fisik hewan dan suhu badan. Hingga saat ini, tim dari distanak masih melakukan pemeriksaan keliling ke seluruh lapak yang ada di 63 kelurahan. Pihaknya, kata dia, kekurangan tenaga sehingga belum seluruh lapak terjangkau oleh tim. “Ada lima tim, masing-masing terdiri dari lima orang. Pada H-1 dan hari raya kami juga akan memantau tempat pemotongan hewan. Kami juga akan melakukan pemeriksaan postmortem,” kata Widyati.
Widyati mengungkapkan, tahun 2009 jumlah hewan kurban mencapai 11.756 ekor dengan rincian, sapi (3155 ekor), kambing (6.459 ekor), domba (2.147 ekor) dan kerbau (1 ekor) yang tersebar di 184 lapak. Tahun ini, jumlah hewan disinyalir mengalami penurunan. “Trend saat ini berubah. Masyarakat lebih memilih sapi untuk berkurban. Kalau satu sapi itu bisa untuk tujuh orang, kemungkinan jumlah hewan kurban menurun,” katanya.
Sementara itu, H Dahlan, pemilik lapak di Jalan Raya Cipayung, Kecamatan Cipayung mengaku penjualan tahun ini menurun dibanding tahun lalu. Dia mengeluhkan belum adanya pihak dinas yang belum melakukan pemantauan dan pemeriksaan hingga H-2. “Udah mau dekat lebaran haji tapi belum banyak sapi yang laku,” katanya.
Senin, 15 November 2010
Puluhan Hewan Qurban di Depok Terkena Penyakit
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar