
DEPOK, Anggota Brimob Kelapa Dua Depok, Posman Barimbing mengakui perbuatannya menjual senjata kepada Sofyan Tsauri tersangka teroris Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) melalui pihak ketiga Ahmad Sutrisno. Pengakuan tersebut dilontarkan Barimbing saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri Depok dengan agenda mendengarkan kesaksian. Selain Posman Barimbing, juga hadir Rizal dan Abdullah Sonata.
Posman Barimbing petugas bagian logistik senjata api di Markas Komando (Mako) Brimob Kelapa Dua tersebut mengaku menjual senjata kepada Sofyan melalui perantara Ahmad Sutrisno yang merupakan rekanan Brimob dalam bidang pemeliharaan senjata api. "Saya akrab dan dekat dengan Sutrisno, sehingga saya percaya dan tidak memiliki kecurigaan. Tapi saya engakui bersalah karena saya tidak berwenang, senjata saya ambil dari Tatang yang juga petugas Dipo pemeliharan senjata di Cipinang," kata dia di hadapan ketua sidang Dwiarso Budi di Pengadilan Negeri Depok, Kamis (4/11).
Barimbing mengatakan, Sutrisno memesan senjata senjata untuk Sofyan, guna memenuhi kebutuhan senjata anggota Brimob di Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Dia hanya menjual senjata api jenis revolver dan 6000 ribu butir peluru kepada Sutrisno untuk Sofyan. Untuk senjata dihargai Rp5 juta. Sedangkan 6000 ribu butir peluru dengan harga Rp8 juta. "Saya hanya mengambil untung Rp1 juta. Transaksinya di Jalan Akses UI Kelapa Dua," katanya.
Dia menambahkan, bahwa ia juga sempat melatih tiga orang sipil titipan Sofyan. "Saya juga pernah melatih tiga orang sipil titipan Sofyan," kata Barimbing.
Sementara itu, dari keterangan saksi Rizal dan Abdullah Sonata diketahui bahwa Sofyan mengenal sejumlah teroris seperti Maulana dan Yahya alias Dulmatin, salah satu gembong teroris yang tewas tertembak tim detasemen khusus 88 anti teror Mabes Polri. Menurut Rizal, ia bertemu Sofyan saat dalam pelarian dan menghindar dari polisi dimana saat itu Sofyan terlihat dekat dengan Maulana. Namun Rizal mengaku tak mengetahui pelatihan militer tersebut terkait aksi terorisme, melainkan sebagai pelatihan jihad di Palestina. "Saya ikut dan mendaftar pelatihan karena katanya pelatihan tersebut untuk jihad di Palestina, dan saya sangat membela kaum muslim, saya mendaftar kepada ketua panitia Yahya, yang kini saya kenal dengan nama Dulmatin," katanya.
Sofyan yang mengakui Dulmatin sebagai penyandang dana. Sofyan juga sempat mengutarakan kepada Maulana bahwa persembunyian dan pelatihan militer mereka di Aceh sudah tercium polisi. "Karena itu kami kabur dari Bireun, dan sempat kontak senjata akhirnya kami pisah, dan saya ke Loksumawe," bela Sofyan.
Kamis, 04 November 2010
Anggota Brimob Akui Jual Senjata ke Teroris
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar