Minggu, 09 Januari 2011

Menag Optimis STKQ Al-Hikam Ciptakan Masyarakat Qurani


DEPOK, Menteri Agama Republik Indonesia (RI) Suryadharma Ali, Minggu (9/1) meresmikan pengoprasian gedung Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran (STKQ) Al-Hikam II di Jalan H Amat, RT006/RW01, Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji-Depok. “Saya menyambut baik pembangunan STKQ Al-Hikam ini, yang telah mempersiapkan secara komprehensif dari sarana dan prasarana. Bahkan, konsep untuk memperkuat sendi kehidupan berbagsa dan negara,” kata Surya.

Surya mengaku bangga dengan diresmikannya STKQ. Pasalnya, sekolah tersebut tidak hanya membangun etika keberamaan, tetapi mengupayakan pencerahan, dan mencerdaskan nilai-nilai Al Quran. Ia menambahkan, sejarah penyampaian Al Quran di Indonesia belum pada sampai pada tahapan implementasi. Melainkan penyampaian nilai Al Quran dalam bentuk doktrin transendental. “Saya optimis STKQ dapat membudayakan isi dan kandungan Quran dalam kehidupan sehari-hari. Dapat memberikan warna khas dalam keberadaan masyarakat Qurani,” katanya.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu melanjutkan, sekolah ini mampu memberikan kontribusi dalam dalam upaya meningkatkan pendidikan umat Islam. Menurutnya, Al-Quran sangat luar biasa dan menarik untuk dikaji dari sudut pandang manapun. Namun, dirinya mengakui masih adanya agenda yang perlu disempurnakan. “Masih ada agenda yang perlu diperbaiki seperti agenda seremonial MTQ. Itu menyempitkan Al-Quran dan hanya sebatas bacaan semata,” kata dia.

Pengasuh STKQ Al-Hikam Depok KH Hasyim Muzadi mengaku, pendirian STKQ merupakan kehendak Allah. Sekarang ini, kata dia, sebanyak 40 mahasiswa telah mengikuti orientasi. Mereka, lanjutnya, telah hafal Al-Quran 30. “Mereka ini, tidak dipungut biaya dalam belajar,” kata dia.

Menurutnya, dalam proses belajar STKQ Al-Hikam Depok terdapat beberapa tahapan diantaranya: muroja’ah (mengulang hafalan). Menurutnya, sebagai penghafal Al-Qur’an harus ada upaya mengulang hafalan agar tidak lupa. Selain itu, diadakah proses dirosah atau belajar memahami Al-Qur’an. Ia menambahkan, proses tanmiyah atau kursus-kursus dengan beragam materi seperti: wawasan kebangsaan, IT, interpreuner, dll. “Tahapan-tahapan ini harus dilalui para mahasiswa,” kata Hasyim.

Hasyim mengatakan, selain STKQ pihaknya juga akan mengadakan pesantren bagi mahasiswa. Pesantren ini rencananya akan diaktifkan pada bulan Februari. “Untuk tahun pertama hanya diperuntukkan bagi 50 mahasiswa umum. Mereka, telah memiliki pengetahuan umum dan membutuhkan keilmuan agama atau kesholehan sosial,” kata dia.

Dalam acara tersebut, juga dilangsungkan kuliah perdana yang disampaikan oleh dua orang ahli tafsir. Yakni Syeikh Wahbah Zuhaili dan Prof. Dr. Quraish Shihab dengan moderator KH. Tolchah Hasan. Menurut Quraish Shihab, dalam menafsirkan Al-Qur’an juga harus dipengaruhi tempat, waktu, dan dinamika masyarakat. Baginya, dalam mengkaji Al-Qur’an akan banyak hal-hal baru yang tidak dapat dari sebelumnya. Namun, imbuhnya, dalam menafsirkan harus berpedoman dengan ketentuan dan pendekatan diri pada pemberi wahyu.

0 komentar: