DEPOK, Delapan ribuan siswa miskin dari tingkat SD sampai SMA rencananya akan mendapatkan bantuan seragam sekolah dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Hal tersebut dilakukan menjelang tahun ajaran baru. Rencananya, pemkot sudah menyiapkan dana sebanyak Rp395 juta untuk 8 ribu siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Farah Mulyati mengatakan, pembagian seragam bagi siswa miskin tersebut ilakukan masing-masing sekolah. Pemkot Depok, kata Farah, hanya memberikan bantuan dana ke sejumlah sekolah untuk kemudian dibagikan kepada para siswa miskin di sekolahnya masing-masing. "Rencana pembagian seragam sedang dalam proses. Saat ini sudah mulai dicairkan ke beberapa sekolah. Kami mengirimkannya dengan cara transfer ke rekening sekolah. Tapi ada beberapa sekolah yang belum menerima karena nomor rekeningnya bermasalah," katanya, Minggu (11/7).
Dikatakan Farah, jumlah dana yang diberikan ke tiap-tiap sekolah berbeda tergantung jumlah siswa miskin di masing-masing sekolah. Sebelum bantuan dicairkan, Dinas Pendidikan (Disdik) terlebih dahulu memverfikasi jumlah dan kategori siswa miskin yang dilaporkan sekolah. "Jumlah pastinya saya tidak ingat, ada di kantor," ucapnya.
Secara terpisah. Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, pembagian seragam gratis tersebut menggunakan dana APBD kota Depok sebesar Rp395 Juta. Menurut Nur, pembagiaan seragam gratis tersebut dimaksudkan untuk menjamin setiap siswa agar dapat sekolah. Diharapkan dengan pembagian tersebut, tidak ada lagi siswa yang terhambat sekolahnya karena tidak memiliki seragam. Sebab diyakininya, meskipun biaya sekolah untuk SD dan SMP sudah gratis, warga miskin akan tetap kesulitan untuk menyekolahkan anaknya, karena terbentur dana untuk sarana pendukung sekolah lainnya, seperti seragam. "Setiap sekolah akan diberikan uang tunai Rp50 ribu per siswa, sekolahnya yang akan membelanjakan seragam tersebut. Agar tidak salah sasaran di seragam itu nanti ada nama siswa dan nama sekolahnya," ujarnya.
Tak hanya bantuan seragam gratis, lanjut Nur, Pemkot Depok tahun ini juga menganggarkan dana untuk siswa rawan putus sekolah serta beasiswa bagi siswa miskin. Total jumlah dananya sebsar Rp131,1 miliar yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pemerintah pusat, pemerintah provinsi Jawa Barat dan dana dari Pemkot Depok. "Pemerintah pusat hanya alokasikan dana BOS untuk SD dan SMP. Rinciannya Rp400 ribu pertahun untuk siswa SD, dan Rp550 ribu pertahun siswa SMP. Dari provinsi untuk SD Rp25 ribu pertahun persiswa, untuk SMP 127.500 pertahun persiswa, dan SMA 180 ribu pertahun persiswa. Sedangkan dari Pemerintah Kota untuk siswa SD SMP SMA, sama rata Rp120 ribu untuk setiap siswa setiap tahun," tandasnya.
Selain bantuan seragam dan biaya sekolah, kata Nurmahmudi, Provinsi Jawa Barat juga memberikan pinjaman buku kepada setiap siswa. Dia meyakini, dengan sejumlah program tersebut, tidak ada lagi siswa di kota Depok yang putus sekolah karena alasan dana. "Malu dong, Depok sebagai kota Pendidikan, kalau banyak siswa yang putus sekolah, apalagi karena dana," tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Farah Mulyati mengatakan, pembagian seragam bagi siswa miskin tersebut ilakukan masing-masing sekolah. Pemkot Depok, kata Farah, hanya memberikan bantuan dana ke sejumlah sekolah untuk kemudian dibagikan kepada para siswa miskin di sekolahnya masing-masing. "Rencana pembagian seragam sedang dalam proses. Saat ini sudah mulai dicairkan ke beberapa sekolah. Kami mengirimkannya dengan cara transfer ke rekening sekolah. Tapi ada beberapa sekolah yang belum menerima karena nomor rekeningnya bermasalah," katanya, Minggu (11/7).
Dikatakan Farah, jumlah dana yang diberikan ke tiap-tiap sekolah berbeda tergantung jumlah siswa miskin di masing-masing sekolah. Sebelum bantuan dicairkan, Dinas Pendidikan (Disdik) terlebih dahulu memverfikasi jumlah dan kategori siswa miskin yang dilaporkan sekolah. "Jumlah pastinya saya tidak ingat, ada di kantor," ucapnya.
Secara terpisah. Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengatakan, pembagian seragam gratis tersebut menggunakan dana APBD kota Depok sebesar Rp395 Juta. Menurut Nur, pembagiaan seragam gratis tersebut dimaksudkan untuk menjamin setiap siswa agar dapat sekolah. Diharapkan dengan pembagian tersebut, tidak ada lagi siswa yang terhambat sekolahnya karena tidak memiliki seragam. Sebab diyakininya, meskipun biaya sekolah untuk SD dan SMP sudah gratis, warga miskin akan tetap kesulitan untuk menyekolahkan anaknya, karena terbentur dana untuk sarana pendukung sekolah lainnya, seperti seragam. "Setiap sekolah akan diberikan uang tunai Rp50 ribu per siswa, sekolahnya yang akan membelanjakan seragam tersebut. Agar tidak salah sasaran di seragam itu nanti ada nama siswa dan nama sekolahnya," ujarnya.
Tak hanya bantuan seragam gratis, lanjut Nur, Pemkot Depok tahun ini juga menganggarkan dana untuk siswa rawan putus sekolah serta beasiswa bagi siswa miskin. Total jumlah dananya sebsar Rp131,1 miliar yang berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pemerintah pusat, pemerintah provinsi Jawa Barat dan dana dari Pemkot Depok. "Pemerintah pusat hanya alokasikan dana BOS untuk SD dan SMP. Rinciannya Rp400 ribu pertahun untuk siswa SD, dan Rp550 ribu pertahun siswa SMP. Dari provinsi untuk SD Rp25 ribu pertahun persiswa, untuk SMP 127.500 pertahun persiswa, dan SMA 180 ribu pertahun persiswa. Sedangkan dari Pemerintah Kota untuk siswa SD SMP SMA, sama rata Rp120 ribu untuk setiap siswa setiap tahun," tandasnya.
Selain bantuan seragam dan biaya sekolah, kata Nurmahmudi, Provinsi Jawa Barat juga memberikan pinjaman buku kepada setiap siswa. Dia meyakini, dengan sejumlah program tersebut, tidak ada lagi siswa di kota Depok yang putus sekolah karena alasan dana. "Malu dong, Depok sebagai kota Pendidikan, kalau banyak siswa yang putus sekolah, apalagi karena dana," tandasnya.

0 komentar:
Posting Komentar