Minggu, 10 Oktober 2010

Rawat Talang Untuk Hindari Kebocoran


Rumah-rumah di Indonesia sebagian besar menggunakan apa yang disebut talang. Ini karena curah hujan yang cukup tinggi di negeri beriklim tropis ini. Jika tanpa talang, saat hujan lebat, air akan mengucur dengan deras dari atap. Hasilnya, cipratan air hujan tersebut akan jatuh ke tanah dan mengotori dinding luar rumah. Di samping itu, talang juga dapat mengarahkan air hujan agar pembuangannya lebih terarah menuju saluran pembuangan air di kota.

Namun, talang seringkali justru menjadi biang keladi kebocoran pada atap. Air hujan yang tidak mengalir dengan lancar akan menggenang di talang. Lama-kelamaan, jika talang bocor, air akan merembes dan masuk ke rumah. Belum lagi sumbatan yang sering terjadi pada sambungan talang, yang mengakibatkan air meluap membasahi plafon dan dinding rumah.
Karena risiko yang dimilikinya, pembuatan talang pun tidak boleh sembarangan. Material yang tepat, ukuran, serta konstruksi yang baik sangat dibutuhkan agar talang justru tidak membawa kerusakan pada rumah. Berikut ini beberapa tips agar talang tidak menjadi masalah, terutama di musim hujan seperti ini.

1. Secara umum, talang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu talang yang berada di sepanjang bibir penutup atap (disebut talang horizontal karena arahnya mendatar) dan talang yang berdiri untuk menyalurkan air sampai ke tanah (disebut talang vertikal karena arahnya tegak atau berdiri). Talang horizontal sendiri terbagi atas talang terbuka dan talang tersembunyi. Yang rawan adalah talang tersembunyi, yang letaknya di bawah atap tidak langsung terlihat dari luar. Jika terjadi kebocoran, perbaikannya akan lebih sulit dilakukan. Sebaiknya hindari bentuk talang yang bersembunyi.

2. Perhatikan kemiringan dan luas atap sebelum memasang talang. Ini berpengaruh pada konstruksi talang itu sendiri. Atap yang kemiringannya besar tentu akan mengalirkan air hujan lebih cepat dengan curahan yang besar. Akibatnya, talang harus dibuat lebih kuat dengan bahan yang berkualitas dan dimensi yang juga besar.

3. Pada talang horizontal, terdapat cangkuk, yaitu besi cekung sebagai pegangan badan talang. Cangkuk ini biasanya dipasang pada jarak 70 cm – 80 cm. Bila jarak cangkuk terlalu jauh, akibatnya talang yang penuh berisi air bisa melendut dan lama-kelamaan bocor.

4 Salah satu musuh talang adalah sampah yang jatuh ke atap. Daun yang berkumpul di lubang talang—atau kadangkala plastik—akan menutup jalannya air hujan dan menyebabkan air tergenang di talang. Luapan air yang tidak mampu ditampung berpotensi menimbulkan kebocoran atau rembesan air di dinding. Pencegahan masalah ini sebenarnya sepele: jalur air hujan tersebut cukup dibersihkan secara teratur.

5. Selain dibersihkan, pada lubang-lubang pembuangan yang arahnya vertikal, pastikan dipasang penutup yang berbentuk saringan. Ini untuk mencegah daun-daun atau benda kecil lain masuk ke dalam talang vertikal, yang akan menyumbat talang.

Walaupun kebocoran bukan semata-mata disebabkan oleh talang, setidaknya dengan merawat talang secara teratur, masalah kebocoran di musim hujan akan dapat berkurang. Anda punya cara-cara ampuh lainnya? (informasi talang rumah hubungi kami)

0 komentar: