Senin, 18 Oktober 2010

Pendemo Menduga Keunggulan Nur-Idris Karena Politik Uang


DEPOK, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Depok belum melakukan pergitungan suara hasil pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) 16 Oktober lalu, namun protes terhadap hasil perhitungan sementara terus berdatangan. Massa yang tergabung dalam Barisan Penyelamat Rakyat Depok (Bentrok) kembali melakukan demo kali ini mereka mendatangi Kantor Balai Kota Depok, Jalan Margonda No 54. Mereka menuding keunggulan sementara pasangan Nur Mahmudi Ismail-Idri Abdul Shomad (Nur Berkhidmad) merupakan hasil konspirasi dan adanya dugaan politik uang. "Perhitungan sementara saat ini hasil dari sebuah konspirasi besar yang jahat dan diwarnai dengan kecurangan. Kemenangan juga diduga karena adanya polit uang," kata Rachman Tiro selaku kordinator aksi, Senin (18/10).

Rachman menduga konspirasi terjadi antara KPU Kota Depok dengan pasangan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia menilai telah menghancurleburkan tatanan demokrasi yang sejati. Dibeberkan Rahman, sejumlah kecurangan yang tercatat pihaknya antara lain banyaknya jumlah warga yan tidak tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap(DPT) sehingga warga tidak mendapat hal pilih. "Rendahnya tingkat pertisipasi pemilih dikeranakan kesalahan pemutakhiran data yang tidak tuntas oleh KPU Kota Depok," katanya.

Kecurangan lainnya, kata Rahman, adanya dugaan politik uang dan barang yang dilakukan pasangan no urut 3 pada saat kampanye. Terbukti dengan adanya pembagian alat rumah tangga yang bergambar pasangan calon. Temuan lainnya, ujar Rahman, pemasangan atribut sosialisasi yang sampai saat ini masih terpampang di sejumlah pusat keramaian kota Depok. "Belum lagi penggunaan kendaraan dinas yang digunakan incumbent saat melakukan konsolidasi dan kampanye. Kami meminta kepada pihak berwenang agar mengusut dan menuntaskan dugana konspitasi jahat dan kecurangan yang terjadi saat ini. Kami juga mengimbau kepada warga Depok agar menguatkan kembali rasa solidaritas dan persatuan untuk menyelamatkan Depok dari bencana kehancuran," katanya.

Sementara itu, Nur Mahmudi Ismail mengaku tidak mengetahui adanya pelanggaran yang dituduhkan kepadanya. Namun Ia mengaku siap dengan kemungkinan gugatan yang dilakukan kandidat lain. "Semuanya saya serahkan kepada tim sukses, seperti Pemilukada 2005 lalu, kami akan siap menerima gugatan dari pihak lain," katanya.

0 komentar: