DEPOK, Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan Depok bekerjasama dengan ITC Depok dan pengurus Masjid Al Barkah ITC Depok mengadakan acara sunatan massal bagi kaum dhuafa dan anak yatim se-Depok. Anak-anak terlihat antusias dan sabar menunggu gilirannya. Area lantai 3 ITC Depok kemarin dipenuhi antrian 94 anak beserta orangtua yang mengantar. Bahkan pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Depok dan tokoh masyarakat terlihat hadir. Diantaranya, Asisten Tata Praja Setda Depok Sayyid Cholid, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok Rintis Yanto dan tokoh masyarakat Depok Nursi Arsyirawati.
Ketua pelaksana sunatan masal Muhammad Adi Wibowo mengatakan, acara rutin ini sudah empat kali digelar Masjid Al-Barkah bekerjasama dengan ITC Depok. Waktu pelaksanaan biasanya digelar pada liburan sekolah. Jumlah peserta setiap tahun bertambah, bahkan hingga dua kali lipat. "Targetnya anak-anak yatim dan dhuafa yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok. Ini terbuka bagi semua, tidak terbatas usia maupun agama," kata Adi kepada wartawam di Depok.
Dijelaskan dia, dokter yang diterjunkan berjumlah lima orang dokter dan empat asisten dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C). "Teknik penyunatan dilakukan dengan cara penyunatan laser," tandasnya.
Ditemui di tempat yang sama Ketua Panitia Pokja Wartawan Depok, Sidharta Arya Agung menuturkan, kerjasama semacam ini baru pertama kali dilakukan dengan ITC Depok dan Masjid Al Barkah ITC Depok. Selain untuk mengisi liburan sekolah, lanjutnya, program seperti ini sebagai bentuk kepedulian sosial bagi sesama. "Kita memang rancang liburan yang sehat. Pilihannya adalah khitanan massal. Buktinya cukup greget juga," ujarnya.
Dia mengakui, program ini terlaksana atas kerjasama sejumlah mitra Pokja Depok. Antara lain ITC Depok dan sejumlah tokoh masyarakat. Ke depan dia berharap kerjasama semacam ini kembali dapat dilaksanakan dan tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan pihak lain. "Ini baru pertama kalinya bekerjasama untuk acara sunatan massal. Semoga nantinya ada pihak lain yang berkenan kerjasama dengan kami untuk melaksanakan bakti sosial seperti ini," harap Darta.
Saipul (8) warga Sukmajaya mengaku senang dengan adanya sunatan massal seperti ini. Pasalnya, kedua orangtuanya terbentur biaya jika harus khitan di dokter. Apalagi, ungkapnya, biaya khitan sistem laser. "Ini kan gratis mba. Orangtua saya nggak punya uang kalau harus biayain saya sunat di dokter, kan mahal," tandasnya.
Di lokasi terpisah, dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta, Blue Bird Group menyelenggarakan khitanan bersama yang diikuti oleh anak pengemudi, dan warga sekitar pool yang tersebar di Jabodetabek. "Program Khitanan Bersama ini merupakan rangkaian dari kegiatan Blue Bird Peduli yang diselenggarakan setiap tahun, yang biasanya dilakukan bertepatan dengan liburan sekolah," kata Koordinator Program Blue Bird Peduli, Noni S.A. Purnomo, Minggu.
Ia mengatakan, program sosial dilaksanakan selama dua hari 3-4 Juli 2010, merupakan salah satu wujud rasa syukur atas segala Karunia yang dilimpahkan pada perusahan ini, dan juga sebagai bentuk tanggung jawab moral perusahaan, terhadap kesulitan orang lain yang kurang beruntung. Noni mengatakan sasaran dari program Blue Bird Peduli ini adalah, internal dan eksternal. Kegiatan internal mencakup pemberian bantuan bea siswa bagi putera-puteri pengemudi atau karyawan, bantuan bagi korban bencana alam, untuk anggota Keluarga Besar Blue Bird Group seperti musibah banjir, gempa bumi dan sebagainya. Peserta khitan pada tahun ini mencapai 350 orang, Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 250 anak. Selain itu turut dikhitan anak-anak binaan Blue Bird Group dari Yayasan Kurnia.
Ketua pelaksana sunatan masal Muhammad Adi Wibowo mengatakan, acara rutin ini sudah empat kali digelar Masjid Al-Barkah bekerjasama dengan ITC Depok. Waktu pelaksanaan biasanya digelar pada liburan sekolah. Jumlah peserta setiap tahun bertambah, bahkan hingga dua kali lipat. "Targetnya anak-anak yatim dan dhuafa yang tersebar di 11 kecamatan di Kota Depok. Ini terbuka bagi semua, tidak terbatas usia maupun agama," kata Adi kepada wartawam di Depok.
Dijelaskan dia, dokter yang diterjunkan berjumlah lima orang dokter dan empat asisten dari Medical Emergency Rescue Committee (Mer-C). "Teknik penyunatan dilakukan dengan cara penyunatan laser," tandasnya.
Ditemui di tempat yang sama Ketua Panitia Pokja Wartawan Depok, Sidharta Arya Agung menuturkan, kerjasama semacam ini baru pertama kali dilakukan dengan ITC Depok dan Masjid Al Barkah ITC Depok. Selain untuk mengisi liburan sekolah, lanjutnya, program seperti ini sebagai bentuk kepedulian sosial bagi sesama. "Kita memang rancang liburan yang sehat. Pilihannya adalah khitanan massal. Buktinya cukup greget juga," ujarnya.
Dia mengakui, program ini terlaksana atas kerjasama sejumlah mitra Pokja Depok. Antara lain ITC Depok dan sejumlah tokoh masyarakat. Ke depan dia berharap kerjasama semacam ini kembali dapat dilaksanakan dan tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan pihak lain. "Ini baru pertama kalinya bekerjasama untuk acara sunatan massal. Semoga nantinya ada pihak lain yang berkenan kerjasama dengan kami untuk melaksanakan bakti sosial seperti ini," harap Darta.
Saipul (8) warga Sukmajaya mengaku senang dengan adanya sunatan massal seperti ini. Pasalnya, kedua orangtuanya terbentur biaya jika harus khitan di dokter. Apalagi, ungkapnya, biaya khitan sistem laser. "Ini kan gratis mba. Orangtua saya nggak punya uang kalau harus biayain saya sunat di dokter, kan mahal," tandasnya.
Di lokasi terpisah, dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) DKI Jakarta, Blue Bird Group menyelenggarakan khitanan bersama yang diikuti oleh anak pengemudi, dan warga sekitar pool yang tersebar di Jabodetabek. "Program Khitanan Bersama ini merupakan rangkaian dari kegiatan Blue Bird Peduli yang diselenggarakan setiap tahun, yang biasanya dilakukan bertepatan dengan liburan sekolah," kata Koordinator Program Blue Bird Peduli, Noni S.A. Purnomo, Minggu.
Ia mengatakan, program sosial dilaksanakan selama dua hari 3-4 Juli 2010, merupakan salah satu wujud rasa syukur atas segala Karunia yang dilimpahkan pada perusahan ini, dan juga sebagai bentuk tanggung jawab moral perusahaan, terhadap kesulitan orang lain yang kurang beruntung. Noni mengatakan sasaran dari program Blue Bird Peduli ini adalah, internal dan eksternal. Kegiatan internal mencakup pemberian bantuan bea siswa bagi putera-puteri pengemudi atau karyawan, bantuan bagi korban bencana alam, untuk anggota Keluarga Besar Blue Bird Group seperti musibah banjir, gempa bumi dan sebagainya. Peserta khitan pada tahun ini mencapai 350 orang, Jumlah ini meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 250 anak. Selain itu turut dikhitan anak-anak binaan Blue Bird Group dari Yayasan Kurnia.
0 komentar:
Posting Komentar