DEPOK, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Depok, Roni Aidil mengingatkan masyarakat Depok tentang pentingnya memilah sampah organik dan non organik. Dengan memilah sampah organik dan non arganik berarti masyarakat telah berpartisipasi menyelamatkan lingkungan dari zat kimia. "Saya berharap masyarakat Depok memiliki kesadaran soal pemilahan sampah organik dan non organik. Dengan begitu Depok akan terbebas dari sampah. Masyarakat pun tidak akan membuang sampah sembarangan," katanya saat membuka acara bertajuk Go Green di Situ Pengasinan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Minggu (4/1).
Menurut Aidil, kegiatan "Go Green" diadakan untuk menumbuhkan semangat masyarakat dalam menumbuh kembangkangkan cinta lingkungan asri. Makanya, kata dia, HIPMI dengan berbagai elemen masyarakat lainnya berupaya sekuat tenaga mengajak masyarakat untuk cinta terhadap alam. "Bahkan kita menyerahkan dua buah gerobak bertuliskan organik dan non organik kepada Pemkot Depok. Kami berharap gerobak ini dapat menstimulus masyarakan dalam melakukan pemilahan sampah," katanya.
Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail yang datang dalam acara tersebut mengatakan bahwa ia memiliki mimpi bahwa masyarakat Depok secara partisipatif melakukan urunan atau orang per orangan untuk membeli gerobak dan melakukan pemilahan sampah tanpa ada paksaan. "Kalau kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah, maka mimpi itu dengan sendirinya bakal terwujud," kata dia.
Ia membayangkan bagaimana bersih-nya Depok, jika masyarakat diseputaran unit pengelolaan sampah (UPS) melakukan hal tersebut. "Makanya pemkot terus berusaha mendidik dan membimbing masyarakat untuk selalu melakukan pemilahan," kata Nur Mahmudi.
Nur Mahmdi menuturkan mengenai program pembinaan pemilahan sampah sejak dini. Hal tersebut, kata mantan Menteri Kehutanan era Gus Dur, dimulai dengan memasukkan pemilahan sampah ke dalam kurikulum pelajaran. "Tahun 2010 ini mudah-mudahan rencana tersebut dapat terwujud," ujarnya.
Makanya, kata Nur Mahmudi, ia mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini. Pemkot, lanjutnya, tidak hanya bekerja sama dengan HIPMI melainkan juga bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan sekolah-sekolah di Kota Depok. "Itu semua dilakukan untuk membina masyarakat," ucapnya.
Tanggapan berbeda datang dari ulama Kota Depok yakni Ustad Samadikun. Menurutnya, penanaman kesadaran masyarakat akan kebersihan tidak cukup dengan mengadakan kegiatan dari lokasi satu ke lokasi lain. Namun, perlu menggugah moral masyarakat dengan nilai agama. "Libatkan ulama. Suruh mereka berbicara pentingnya kebersihan. Cara ini sudah barang tentu lebih efektif," katanya.
Samadikun menuturkan, apa yang selama ini dilakukan wali kota baru bersifat duniawi, sehingga tidak menyentuh pada rohani masyarakat itu sendiri. "Kalau ulama turun tangan. Berbicara soal kebersihan dari sudut pandang agama maka saya yakin semua menjadi berkah," ujarnya. Iskandar Hadji
Menurut Aidil, kegiatan "Go Green" diadakan untuk menumbuhkan semangat masyarakat dalam menumbuh kembangkangkan cinta lingkungan asri. Makanya, kata dia, HIPMI dengan berbagai elemen masyarakat lainnya berupaya sekuat tenaga mengajak masyarakat untuk cinta terhadap alam. "Bahkan kita menyerahkan dua buah gerobak bertuliskan organik dan non organik kepada Pemkot Depok. Kami berharap gerobak ini dapat menstimulus masyarakan dalam melakukan pemilahan sampah," katanya.
Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail yang datang dalam acara tersebut mengatakan bahwa ia memiliki mimpi bahwa masyarakat Depok secara partisipatif melakukan urunan atau orang per orangan untuk membeli gerobak dan melakukan pemilahan sampah tanpa ada paksaan. "Kalau kesadaran masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah, maka mimpi itu dengan sendirinya bakal terwujud," kata dia.
Ia membayangkan bagaimana bersih-nya Depok, jika masyarakat diseputaran unit pengelolaan sampah (UPS) melakukan hal tersebut. "Makanya pemkot terus berusaha mendidik dan membimbing masyarakat untuk selalu melakukan pemilahan," kata Nur Mahmudi.
Nur Mahmdi menuturkan mengenai program pembinaan pemilahan sampah sejak dini. Hal tersebut, kata mantan Menteri Kehutanan era Gus Dur, dimulai dengan memasukkan pemilahan sampah ke dalam kurikulum pelajaran. "Tahun 2010 ini mudah-mudahan rencana tersebut dapat terwujud," ujarnya.
Makanya, kata Nur Mahmudi, ia mengajak seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam kegiatan ini. Pemkot, lanjutnya, tidak hanya bekerja sama dengan HIPMI melainkan juga bekerja sama dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan sekolah-sekolah di Kota Depok. "Itu semua dilakukan untuk membina masyarakat," ucapnya.
Tanggapan berbeda datang dari ulama Kota Depok yakni Ustad Samadikun. Menurutnya, penanaman kesadaran masyarakat akan kebersihan tidak cukup dengan mengadakan kegiatan dari lokasi satu ke lokasi lain. Namun, perlu menggugah moral masyarakat dengan nilai agama. "Libatkan ulama. Suruh mereka berbicara pentingnya kebersihan. Cara ini sudah barang tentu lebih efektif," katanya.
Samadikun menuturkan, apa yang selama ini dilakukan wali kota baru bersifat duniawi, sehingga tidak menyentuh pada rohani masyarakat itu sendiri. "Kalau ulama turun tangan. Berbicara soal kebersihan dari sudut pandang agama maka saya yakin semua menjadi berkah," ujarnya. Iskandar Hadji
0 komentar:
Posting Komentar