Selasa, 11 Agustus 2009

Pemkot Depok Minta Tempat Hiburan Malam Ditutup

DEPOK, Menyambut bulan suci Ramadhan, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengingatkan para pemilik tempat hiburan seperti tempat karoke, cafe, lave musik, dan dangdut keliling untuk tidak melakukan kegiatan usahanya memasuki H-3 sampai tiga hari setelah Hari Raya Idul Fitri 1430 H. "Edaran wali kota itu sifatnya himbauan tapi mengikat. Bila ada yang melanggar izin usahanya akan dicabut," kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Sariyo Sabani diruang kerjanya, Selasa (11/8).
Sariyo mengingatkan agar pihak manajemen hiburan untuk mematuhi peraturan daerah (Perda) No VI tahun 2008. Dimana tertulis pengoperasionalan usaha studio musik hanya diperkenankan membuka usahanya mulai pukul 09.00WIB sampai pukul 22.00 WIB di hari biasa. "Untuk mengharmati orang yang melaksanakan ibadah puasa, pengusaha dilarang membuka usahanya itu," katanya.
Menurut Sariyo, Satpol PP bakal mengawasi seluruh operasional tempat hiburan malam di Kota Depok. Ia memperkirakan di Kota Depok saat ini terdapat 30 jenis tempat hiburan malam seperti kareoke, cafe, dan lave music. Ia mengingatkan, saat ini Dinas Satpol PP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan Dinas Olahraga, Pariwisata, Seni dan Budaya telah membuat kesepakatan untuk tidak memperpanjang izin operasional tempat hiburan malam tersebut. "Bila mereka juga terbukti menjual minuman berkadar alkohal tinggi maka akan ditutup tanpa peringatan," kata dia.
Sementara Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda dan Olahraga serta Pariwisata Seni dan Budaya Kota Depok, Saifudin Lubis mengatakan, izin rumah karoke di Kota Depok tidak bakal diperpanjang. Izin kembali diperpanjang jika Perda No.VI tahun 2008 direvisi. "Kita ingatkan agar mereka tidak melanggar ultimatum yang dikeluarkan pemerintah," kata dia.

Read More...

Orangtua Siswa Bakal Pidanakan Guru LBPP LIA

DEPOK, Atot hadiyat (54), orangtua Santika Maelana Sastraprawira (13), seorang siswa murid Lembaga Bahasa dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA, Kota Depok, bakal mempolisikan seorang pengajar LIA bernama Sri Utami Cahyasari lantaran diduga telah menampar anaknya sewaktu proses belajar mengajar pada hari Senin (10/8) kemarin. "Saya akan laporkan guru itu kepolisi kalau anak saya sampai mengalami terauma," katanya saat ditemui di LBPP LIA Depok, Selasa (11/8).
Menurut Atot, Sansan panggilan akrab Santika Maelana Sastraprawira dipukul pada bagian pipi oleh gurunya bernama Sri Utami Cahyasari lantaran dituduh tidak memperhatikan proses belajar mengajar."Sewaktu pulang khursus Sansan menangis. Dia mengadukan apa yang menimpanya ketika les kemarin. Sansan jarang sekali mengadu kalau tidak terjadi," katanya.
Selain Sansan, kata Atot, dua orang siswa lainnya bernama Kevin dan Lingga juga mengalami hal yang sama. Saat ini ketiga anak itu terdaftar dalam kelas English for Children (ET) tingkat tiga. "Waktu di kelas, gurunya bilang semua anag mempersiapkan buku latihan. Namun, karena Sansan tidak mendengar kemudian, ia bertanya kepada teman di sebelahnya. Saat itulah dia dipukul karena dituduh mengobrol dengan temannya. Padahal dia hanya bertanya karena tidak jelas mendengar perkataan gurunya," ucapnya berang.
Dia mengatakan, akibat mengalami peristiwa mengecewan itu kini Sansan menjadi trauma dan meminta untuk pindah tempat kursus. Sansan masuk di LBPP LIA Depok pada kelas ET tingkat tiga beberapa bulan lalu. Atot minta pertanggungjawaban guru sekaligus Kepala Cabang LBPP LIA Depok. "Saya sudah bertemu dengan Ibu Erna selaku kepala cabang di sini. Dan rencanaya akan ada pertemuan antara orang tua, murid dan guru yang bersangkutan," terangnya.
Sayangnya, saat menemui kepala cabang Atot tidak bersama Sansan lantaran sedang bersekolah. "Saat ini Sansan sedang sekolah jadi tidak bisa ikut menyelesaikan masalah ini," tandas Atot.
Sementara Sri Utami Cahyasari membantah tuduhan telah melakukan pemukulan atau penamparan pada wajah Sansan. Menurut dia, tuduhan yang dilontarkan Atot sama sekali tidak benar. Bahkan ia menilai keterangan Atot berlebihan. "Saya sama sekali tidak pernah melakukan kekerasan fisik seperti yang dituduhkan. Apa yang diucapkan Bapak Atot itu sangat berlebihan," katanya.
Sri mengaku bahwa pada hari itu dirinya kesal melihat tingkah laku murid-murid lelaki yang dinilainya tidak fokus terdahap materi yang diberikan. Mereka terlihat asik dengan kegiatan mereka sendiri ketika berada di dalam kelas. Dari 19 anak murid yang hadir kemarin, kata Utami, sembilan orang diantaranya yang merupakan murid laki-laki, termasuk Sansan tidak mendengarkan ucapan dirinya. "Saya memang kesal. Dan satu hal yang saya lakukan saat itu adalah menendang tempat sampah dekat pintu masuk kelas. Saya sama sekali tidak memukul anak murid saya," ungkapnya kepada wartawan ditemui di ruang Kepala Cabang LBPP LIA Depok.
Selama mengajar Sansan di kelas, tutur Utami mengaku kewalahan mengatasi dia. Pasalnya, Sansan termasuk dalam kategori murid yang agak aktif. Dari awal pertemuan hingga pertemua terakhir kemarin, Sansan sering tidak memperhatikan pelajaran yang diberikan dirinya. "Dia anak yang tidak memperhatikan pelajaran. Dia tidak bodoh tetapi kurang memperhatikan saja," ungkap Utami yang telah enam tahun mengajar di LBPP LIA Depok.
Sementara itu, Kepala Cabang LBPP LIA Depok Erna Sirait mengatakan akan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Diakui murid-murid seperti Sansan memang ada dan banyak, namun selama ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan. "Untuk laporan kasus seperti ini baru pertama kali terjadi," kata Erna mendampingi Utami. Erna sangat tidak membenarkan tenaga pengajar di yayasan yang dipimpinnya menggunakan kekerasan, apalagi kekerasan fisik. "Konsep pengajaran kami adalah fun learning," ucapnya.
Dia berharap agar tidak terjadi kejaidan serupa dan Sansan juga dapat kembali belajar. "Bagaimanapun pengetahuan bahasa Inggris itu penting. Jadi jangan samapai anak-anak trauma dan tidak mau belajar lagi," kata Erna.

Read More...

Polsek Pancoranmas Berhasil Amankan 98 Kg Ganja Kering

DEPOK, Bermula dari kecurigaan warga Perumahan Pancoran Mas Permai, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, terhadap pendatang baru ternyata berujung baik. Pasalnya, berdasarkan kecurigaan mereka lah polisi berhasil mengamankan 89 kilogram ganja kering siap edar dari rumah bercat biru dan berpagar hitam di RT03/RW07, Blok I, No.04. Sayangnya polisi tak berhasil menangkap pelaku berinisial AR. "Minggu lalu para pengurus RT rapat membahas pengaduan warga soal adanya pengontrak yang gelagatnya mencurigakan. Keputusannya, kita minta warga memantau setiap gerak-gerik orang tersebut," kata Sekretaris RT03/07, Eka Patriadi, saat ditemui di TKP, Selasa (11/8).
Menurut dia, hasil pantauan warga kemudian didapati kalau rumah tersebut sering kali diisi orang yang berbeda-beda setiap harinya. Si penghuni, katanya, sering kali pulang malam dan berangkat pagi, mereka jarang berkomunikasi dengan tetangga sekitar. "Setiap pulang ke rumah kontrakan, mereka berusaha tidak menampakan wajah mereka ke warga. Kalau pun naik motor, helm yang mereka gunakan tidak pernah dicopot sampai masuk ke dalam rumah," kata Eka.
Beberapa minggu lalu, kata Eka, AR juga sempat menurunkan barang dari sebuah mobil pick up. "Penurunan barang itu dilakukan pada malam hari," katanya.
Ia menambahkan, dari hasil kecurigaan masyarakat itu lah kemudian para pengurus RT melaporkan gelagat mencurigakan itu kepolisi. Sekitar pukul 10 WIB, dua orang polisi mendatangi rumah tersebut guna meminta identitas penghuni rumah. Sewaktu dilakukan pemeriksaan, AR sempat menyerahkan kartu tanda penduduk (KTP), beralamat di RT3/5, Keluran Cogrek, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor. "Sayangnya waktu dua orang polisi masuk keruangan, AR berhasil melarikan diri ke arah kampung dengan meninggalkan motor mio dan Handphone," kata Eka.
Polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti seperti 4 kardus ganja terdiri atas 3 kardus berisi 25 kilogram ganja dan satu kardus berisi 14 kilogram ganja. Selain itu, terdapat pula sampah kertas untuk membungkus ganja serta 5 kardus bekas kosong ganja yang diduga sudah diedarkan. "Kelima isi kardus itu diduga telah dipasarkan," katanya.
Sementara itu tetangga AY, Uus (23), menuturkan, selama menjadi penghuni AR tidak pernah bergaul dan bersosialisasi dengan warga. AY sudah mengontrak di rumah milik Widyanto selama 3 bulan. "Selama mengontrak dia tidak pernah bersosialisasi, walau pun saya sering melihat dia naik motor," katanya. Ia menambahkan, penghuni rumah pun sering berganti-ganti. "Sebelum penggerebekan masih terlihat wanita dengan dua anak kecil main ke rumah itu," katanya.
Sementara Kapolsek Pancoran Mas, AKP Ni Gusti Ayu Sutiati mengatakan, pihak kepolisian masih memburu pelaku berinisial AR. "Kita juga masih terus memburu pelaku yang hingga saat ini masih buron, serta jaringan ataupun sindikat lainnya," tandasnya.

Read More...

Kamis, 06 Agustus 2009

Pembangunan Apartemen Margonda Residence Tahap Dua Terancam Disegel

DEPOK, Belum mengantongi surat izin mendirikan bangunan (IMB), Apartemen Margonda Residence nekad teruskan pembangunan tahap dua. "Kami berencana mensegel bangunan Margonda Residence tahap dua karena belum mengantongi izin dari dinas terkait. Kami sebagai pelaksana perda hanya menjalankan tugas," kata Kepala Satpol PP Sariyo Sabani, di ruang kerjanya, Kamis (6/8).
Menurut Sariyo, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok telah mengirimkan surat peringatan penghentian pelaksanaan pembangunan (SP4) sebanyak empat kali kepada manajeman Margonda Residence. Surat pertama bernomor 648/737/DTRP/2009 tertanggal 9 Juli, surat kedua bernomor 648/785/DTRP/2009 tertanggal 16 Juli, dan surat bernomor 648/839/DTRT/2009 teranggal 27 Juli. "Semua surat tidak pernah digubris manajemen Margonda Residence," kata dia.
Namun, terang Sariyo, pihak menajemen Apartemen Margonda Residence, Kamis (6/8) pagi mengutus pengacaranya untuk meminta penundaan penyegelan. "Mereka sepertinya menyadari kalau mereka telah membuat kekeliruan," katanya.
Sariyo mengatakan, Satpol PP tidak dapat memenuhi permintaan pihak manajemen karena Dinas Satpol PP tidak memiliki kewenangan tersebut. Hanya saja, kata Sariyo, ia menyarankan pihak manajemen dapat membuat surat permohonan penundaan penyegelan secara tertulis diatas matrai. "Hal itu dilakukan untuk menghindari kesalah pahaman antar dinas. Surat tersebut nantinya akan diberikan ke dinas terkait," katanya.
Sariyo menegaskan, yang perlu dicatat dalam permohonan tersebut, pihak manajemen harus menceritakan alasan keterlambatannya mengurus IMB sedangkan pembangunan telah dimulai. Kedua, manajemen harus secepatnya menyelesaikan izin. Dan ketiga, permohonan penundaan penyegelan dengan batasan waktu. "Saat ini kita masih melihat itikat baik pihak Margonda Residence," tuturnya.
Dia menambahkan, bila mereka beralasan bahwa pembangunan tahap dua apartemen Margonda Residence telah mengantongi IPR No 5932/410/IPR/DTB/2008 maka yang perlu diingat adalah pembangunan apartemen tahap dua, tidak termasuk dalam blueprint dan IMB tahap pertama. Artinya, untuk melakukan pembangunan apartamen tahap dua mesti dilakukan perubahan rancangan dan IMB. "Yang kita masalahkan pembangunan tahap dua yang tanpa izin," kata Sariyo.
Sementara tim legal Margonda Residence, Agung Hajanarto melalui pesan singkat (SMS) mengatakan, pihaknya telah menyampaikan surat permohonan penundaan penyegelan ke Satpol PP dengan segala pertimbangannya. "Suratnya bisa langsung dilihat di Satpol PP," ujarnya.
Dalam suratnya yang ditanda tangani Direktur Utama PT Cempaka Bersamamaju, Teddy Budianto, pihak Cempaka sebagai devloper pembangunan tahap dua apartemen Margonda Residence memahami telah terjadi kekeliruan. Mereka menyatakan akan segera melanjutkan proses perizinan berikutnya setelah mendengar bahwa perda ketinggian bebas lantai akan segera keluar. "Kami memohon agar kiranya penyegelan dapat ditunda dan dalam waktu tiga pekan. Kami akan berusaha optimal pemerintah kota dalam hal ini BPPT, membantu kami dalam proses perizinan," tandasnya.

Read More...

Polsek Sukmajaya Sita Ratusan Botol Miras

DEPOK, Jelang Ramadhan Polsek Sukmajaya berhasil menyita ratusan botol minuman beralkohol terdiri atas anggur merah, anggur putih, anggur kolesom, dan asoka dengan kadar alkohol antara 14,7 persen hingga 40 persen lebih. "Ratusan botol anggur kolesom dan anggur putih itu didapat dari hasil operasi razia di jalan Juanda," Kapolsek Sukmajaya AKP Lilik Iryanto kepada wartawan, di ruangannya, Kamis (6/8).
Menurut dia, dari razia tersebut, anggotanya berhasil menyita 61 dus anggur berkadar di atas tujuh persen dari sebuah toko di Jalan Baru Juanda. Masing-masing kardus berisi 12 botol anggur, sebanyak 600 mili liter. Minuman beralkohol itu sengaja disamarkan dalam botol kemasan plastik. "Kami menyita 650 botol anggur. Saat ini kami tengah meminta keterangan dari pemilik toko," kata Lilik.
Selain menyita 61 dus minuman keras, terang Lilik, jajarannya juga berhasil mengamankan sebuah mobil boks berisi minuman 21 dus anggur merah dan putih. Mobil boks bernopol B 9129 RI diketahi milik distributor asal Jatinegara, Jakarta Timur. "Saat mobil boks itu melintas di Jalan Juanda kami stop. Saat diperiksa ternyata mobil boks tersebut berisi 21 dus minuman," katanya.
Saat ini, kata Lilik, sopir dan seales tengah dimintai keterangan. "Mereka mengaku kalau mengantongi izin. Tapi kita masih terus memeriksa kebenarannya," ujarnya.
Ia menambahkan, mobil yang dikendarai Tejo didapati membawa 25 dus anggur kolesom dan anggur putih. Tiap dus-nya berisi 24 botol. Artinya, dalam mobil boks tersebut terdapat 600 botol anggur. "Kita berusaha menghentikan peredaran minuman keras di Kota Depok," kata Lilik.
Untuk mengurangi mengurangi peredaran miras polisi akan terus menerus melakukan operasi rutin yang dilangsungkan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Selain itu, kata Lilik, pihaknya menghimbau kepada seluruh RT/RW di Kecamatan Sukmajaya agar membantu memberi informasi tentang peredaran minuman keras di wilayah mereka masing-masing. "Segala bentuk himbauan telah kami lakukan untuk memerangi miras. Razia pun rutin dilaksanakan bahkan sering dilakukan gabungan dengan Polsek Cimanggis," ucapnya.
Sementara itu, Afdian, salah seorang sales yang ditangkap mengatakan pihaknya bahwa perusahaannya telah mengantongi surat ijin usaha minuman beralkohol (SIUP-MB) serta kelengkapan ijin angkut lainnya. Saat razia, kata Afdian, mobil boks yang ditumpanginya tengah melintas di Jalan Baru Juanda untuk mengantar pesanan ke daerah Sawangan. "Ini pertama kali saya ke Depok. Makanya saya tidak paham medannya," terang dia.
Afdia menklaim jenis minuman yang dijualnya adalah minuman yang memang diijinkan untuk diperdagangkan karena kadar alkohonya kurang dari tujuh persen. "Jenisnya adalah anggur kolesom dan anggur putih. semuanya berjumlah 24 kardus," tandasnya. Dia pun berharap segera dibebaskan lantaran mengantongi surat ijin dan lengkap berkendara. "Saya menunggu instruksi dari polsek saja," ujarnya.

Read More...

Tauran Pelajar Marak di Depok

DEPOK, Peristiwa tauran antar siswa sekolah menengah kembali terjadi di wilayah Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Sekitar pukul 12.30 WIB, puluhan siswa SMA Yapemri, SMK 1 Perintis, dan SMA Kasih Pemuda, terlihat saling adu jotos. Puluhan siswa tersebut tidak hanya menggunakan tangan kosong melainkan membawa senjata tajam, balok, dan bambu.
Perkelahian masal itu sendiri bermula dari saling ejek antar sesama pelajar tak jauh dari RS Ibu dan Anak Hermina Depok. Saat tauran terjadi satuan pengamanan (satpam) dengan sigap mengusir belasan siswa SMA Yapemri. Mereka dipaksa naik angkot kearah Depok Dua Timur. Untuk menghindari terjadinya benterokan lebih jauh lagi, tiga siswa pelajar dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda memacu motor mereka kearah Jalan Tole Iskandar.
Sayangnya, motor yang mereka kendarai justru kembali bertemu puluhan siswa SMA Yapemri. Aksi saling ejek pun kembali terjadi. Merasa tersinggung, para siswa SMK Yapemri kemudian turun dari angkutan yang mereka tumpangi dan berusaha menghajar “musuh” mereka.
Di tempat tersebut, belasan siswa SMA Yapemri yang masih mengenakan seragam terlihat tengah menghajar tiga orang siswa dari SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda. Tak hanya dengan tangan kosong, mereka juga terlihat mengayu-ayunkan sabuk berkepala besi ke arah ketiga siswa tersebut.

Karena ketakutan, ketiga siswa, tersebut lari kocar-kocar meninggalkan sepeda motor yang mereka tumpangi. Para pelajar SMA Yapemri kemudian melampiaskan kemarahannya dengan menendang motor "musuhnya" itu. Beruntung beberapa saat kemudian, muncul sejumlah warga yang berhasil menghentikan aksi perusakan tersebut.
Yuri (36) salah seorang saksi mata mengatakan, peristiwa tersebut dipicu oleh tindakan ketiga siswa SMK 1 Perintis dan SMA Kasih Pemuda yang melempari angkutan yang ditumpangi belasan siswa SMA Yapemri. "Tiga anak itu sengaja menunggu mereka disini. Waktu anak SMA Yapemri lewat, langsung mereka lempari," katanya saat ditemui di tempat kejadian, Kamis (6/8).
Pernyataan tersebut dibantah Indra,16 siswa kelas 2 SMA Kasih pemuda dan Bayu,16 siswa kelas 2 SMK 1 Perintis salah satu siswa yang terlibat tawuran tersebut. "Bukan kami yang mulai. Mereka yang mulai," aku Indra yang langsung melarikan diri.
Sementara itu, Kapolsek Sukmajaya AKP Lilik Aryanto mengatakan pihaknya sudah melakukan upaya untuk mencegah terjadinya tawuran di wilayah hukumnya. Dia mengaku sudah menempatkan anggotanya di lokasi-lokasi rawan tawuran. "Biasanya tawuran terjadi saat jam-jam bubaran sekolah. Jadi kami menempatkan anggota di beberapa lokasi. Ditambah anggota yang patroli,” ujar Lilik di ruang kerjanya kemarin.
Selain itu, lanjut Lilik dalam waktu dekat pihaknya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk merazia para pelajar. Karena ditengarai sejumlah pelajar kerap membawa alat-alat berbahaya yang dijadikan senjata saat tawuran. "Jika ada yang terlibat kita akan berikan sanksi khusus dan memanggil orang tuanya," jelas Lilik.

Read More...

Bengkel Teater WS Rendra Tertibkan Peziarah Kemakam Mbah Surip

DEPOK, Semenjak pelantun lagu Tak Gendong, Mbah Surip di kebumikan di pemakaman seniman Bengkel Teater. Tak sehari pun kawasan Bengkel Teater sepi pengunjung. Sehingga tak secuil pun kesempatan mahasiswa bengkel membersihkan area hijau tersebut dari gunungan sampah. "Pihak Bengkel Teater WS Rendra menerapkan batas jam berkunjung. Hal itu dilakukan agar adanya kesempatan anggota Bengkel Teater untuk membersihkan areal rumah WS Rendra dari sampah yang dibuang pengunjung," kata asisten WS Rendra Kalong Hasibuan, Kamis (6/8).
Menurut dia, pemberlakukan tertib administrasi tersebut diberlakukan mulai Kamis (06/08). Jam berkunjung dimulai pukul 09.00-17.00. Setiap pengunjung datang harus mengisi buku tamu di meja yang di sediakan di depan aula Bengkel Teater. "Bagi peziarah lokal atau sekitar Depok jam berkunjungnya hanya mencapai jam 17.00 WIB. Sedangkan pengunjung yang jauh bisa diberikan toleransi," kata Kalong.
Kalong mengatakan, bagi anak-anak yang ingin datang harus didampingi guru dan orangtuanya. "Jika mereka datang sendiri tidak diperkenankan," ujar pria berambut panjang itu. Sementara itu antusiasme masyarakat yang ingin mendoakan Mbah Surip masih terus mengalir. Baik itu warga setempat hingga warga daerah lain. Seperti halnya Muhammad Jainuddin (40) asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Meski dilarang sang istri, Jainuddin nekat berziarah ke makam Mbah Surip. "Mbah Surip memiliki arti penting bagi saya. Dia mulai dari nol hingga tenar seperti saat ini dia tetap tidak berubah," ujar Jainuddin. Terlihat juga pengamen KRL Bogor-Jakarta dari kelompok Seniman Kereta Pala Bali mendoakan Mbah Surip dengan khusu.
Belasan pelajar SDIT Al Hikmah Cipayungjaya, Panmas, Depok dan pelajar SDN 2 Cipayung, Panmas, Depok, berbondong-bondong mendoakan arwah Mbah Surip. Usai berdoa para pelajar tersebut beramai-ramai menyanyikan lagu Mbah Surip dengan judul Tak Gendong dan Bangun Tidur secara beramai-ramai.
Menurut guru olahraga SDIT Al Hikmah Afrizal menjelaskan bahwa puluhan pelajar kelas empat mendesak kepada guru untuk berziarah ke makam Mbah Surip yang merupakan tokoh fenomenal. Selain itu memberikan pengetahuan ke pelajar tentang kematian. Kesempatan ziarah itu diberikan pada saat jam olahraga.
Sementara itu, Nensih siswi kelas enam SDN Cipayung 2 menyatakan puluhan teman-temannya dari kelas lima hingga enam datang ke pemakaman karena ingin mendoakan Mbah Surip. "Mbah Surip buat kami kagum," tandasnya.

Read More...